Cascading Style Sheets
eaSYstem   18 Oktober 2018   Dibaca 2717 kali  

Cascading Style Sheet (CSS) merupakan aturan untuk mengatur beberapa komponen dalam sebuah web sehingga akan lebih terstruktur dan seragam. CSS bukan merupakan bahasa pemograman.

Sama halnya styles dalam aplikasi pengolahan kata seperti Microsoft Word yang dapat mengatur beberapa style, misalnya heading, subbab, bodytext, footer, images, dan style lainnya untuk dapat digunakan bersama-sama dalam beberapa berkas (file).[1] Pada umumnya CSS dipakai untuk memformat tampilan halaman web yang dibuat dengan bahasa HTML dan XHTML.[1]

CSS dapat mengendalikan ukuran gambar, warna bagian tubuh pada teks, warna tabel, ukuran border, warna border, warna hyperlink, warna mouse over, spasi antar paragraf, spasi antar teks, margin kiri, kanan, atas, bawah, dan parameter lainnya.[1] CSS adalah bahasa style sheet yang digunakan untuk mengatur tampilan dokumen.[2] Dengan adanya CSS memungkinkan kita untuk menampilkan halaman yang sama dengan format yang berbeda.[

Sejarah CSS

Nama CSS didapat dari fakta bahwa setiap deklarasi style yang berbeda dapat diletakkan secara berurutan, yang kemudian membentuk hubungan ayah-anak (parent-child) pada setiap style.[3] CSS sendiri merupakan sebuah teknologi internet yang direkomendasikan oleh World Wide Web Consortium atau W3C pada tahun 1996.[2] Setelah CSS distandardisasikan, Internet Explorer dan Netscape melepas browser terbaru mereka yang telah sesuai atau paling tidak hampir mendekati dengan standar CSS.[3]

Versi

Untuk saat ini terdapat tiga versi CSS, yaitu CSS1, CSS2, dan CSS3. CSS1 dikembangkan berpusat pada pemformatan dokumen HTML, CSS2 dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan terhadap format dokumen agar bisa ditampilkan di printer, sedangkan CSS3 adalah versi terbaru dari CSS yang mampu melakukan banyak hal dalam desain website. CSS3 mendukung penentuan posisi konten, downloadable, huruf font, tampilan pada tabel /table layout dan media tipe untuk printer. Kehadiran versi CSS yang ketiga diharapkan lebih baik dari versi pertama dan kedua.

CSS3 juga dapat melakukan animasi pada halaman website, di antaranya animasi warna hingga animasi 3D. Dengan CSS3 desainer lebih dimudahkan dalam hal kompatibilitas websitenya pada smartphone dengan dukungan fitur baru yakni media query. Selain itu, banyak fitur baru pada CSS3 seperti: multiple background, border-radius, drop-shadow, border-image, CSS Math, dan CSS Object Model.[4]

Penulisan

Saat masuk pada bagian CSS, sering dijumpai kode sebagai berikut:

h1 {
    color: #0789de;
   }

Bagian pertama sebelum tanda '{}' dinamakan selector, sedangkan yang diapit oleh '{}' disebut declaration yang terdiri dari dua unsur, yaitu property dan value.[5]Selector dalam pernyataan di atas adalah h1, sedangkan color adalah property, dan #0789de adalah value.[5]

Selain itu ada tiga metode penulisan CSS atribut, yaitu :[6]

Inline Style Sheet

CSS didefinisikan langsung pada tag HTML yang bersangkutan. Cara penulisannya cukup dengan menambahkan atribut style="..." dalam tag HTML tersebut.[6] Style hanya akan berlaku pada tag yang bersangkutan, dan tidak akan memengaruhi tag HTML yang lain.[6]

Contoh penulisan CSS dengan metode Inline Style Sheet

<html>
<head>
<title>Contoh Bentuk Inline title>
head>
<body bgcolor="#FFFFFF">
<p id="cth1">
Ini adalah contoh tag P tanpadiformat menggunakan CSS p>

<p id="cth2" style="font-size:20pt">
Tag P ini diformat dengan besar font 20 point p>

<p id="cth3" style="font-size:14pt; color:red">
Tag P ini diformat dengan besar font 14 point, dan menggunakan warna merah p>
body>
html>

Embedded Style Sheet

CSS didefinisikan terlebih dahulu dalam tag di atas tag .[6] Pada pendefinisian ini disebutkan atribut-atribut CSS yang akan digunakan untuk tag-tag HTML, yang selanjutnya dapat digunakan oleh tag HTML yang bersangkutan.[6]

Contoh penggunaan CSS dengan metode Embedded Style Sheet :[6]

<html>
<head>
<title>Contoh Bentuk Embeddedtitle>
head>
<style>
body {background:#0000FF; color:#FFFF00; margin-left:0.5in}
h1 {font-size:18pt; color:#FF0000}
p {font-size:12pt; font-family:arial; text-indent:0.5in}
style>

<body>
<h1 id="cth1">Judul ini berukuran 18 dengan warna merah!h1>
<p id="cth2">Tag p ini di format dengan besar font 12 point dengan tipe font Arial dan mempunyai identasi 0.5 inch p>
<p id="cth3">Yang perlu diperhatikan juga bahwa body disini telah diformat dengan margin kiri 0.5 inch dan warna background birup>
body>
html>

Shorthand CSS

Teknik shorthand adalah cara mempersingkat penulisan kode CSS yang memungkinkan untuk menetapkan nilai beberapa property secara bersamaan. Teknik ini dapat menghemat karakter, menghemat energi, dan tentu saja menghemat waktu. Kode jadi terlihat lebih rapi, efisien, dan seringkali lebih mudah dibaca.

Dalam CSS, adalah wajar jika satu property memiliki banyak elemen. Misalnya dalam CSS margin memiliki 4 property untuk setiap sisi elemen.

  1. margin-top
  2. margin-right
  3. margin-bottom
  4. margin-left

Jika menggunakan teknik shorthand CSS, maka penulisan semua property bisa disatukan demi terciptanya kode yang lebih ringkas. Urutan penulisan syntax pada teknik shorthandharus benar agar sesuai dengan style yang diinginkan.

Untuk saat ini metode penulisan shorthand CSS tersedia untuk beberapa property berikut:

  1. Margin
  2. Padding
  3. Font
  4. Background
  5. Border
  6. List

Margin

margin: 3px 5px 7px 10px;

Artinya:

margin-top: 3px;

margin-right: 5px;

margin-bottom: 7px;

margin-left: 10px;

Padding

padding: 3px 5px 7px 10px;

Artinya:

padding-top: 3px;

padding-right: 5px;

padding-bottom: 7px;

padding-left: 10px;

Font

font: italic bold 14px/30px Arial;

Artinya:

font-style: italic;

font-weight: bold;

font-size: 14px;

line-height: 30px;

font-family: Arial;

Background

background: #cc0000 url('igniel.jpg') no-repeat top center;

Artinya:

background-color: #cc0000;

background-image: url('igniel.jpg');

background-repeat: no-repeat;

background-position: top center;

Border

border: 3px solid #0000cc;

Artinya:

border-width: 5px;

border-style: solid;

border-color: #0000cc;

List

list-style: disc inside url('dot.gif');

Artinya:

list-style-type: disc;

list-style-position: inside;

list-style-image: url('dot.gif');

Sifat CSS

Ada dua sifat CSS yaitu internal dan eksternal.[7] Jika internal yang dipilih, maka skrip itu dimasukkan secara langsung ke halaman website yang akan didesain.[7] Kalau halaman web yang lain akan didesain dengan model yang sama, maka skrip CSS itu harus dimasukkan lagi ke dalam halaman web yang lain itu.[7]

Sifat yang kedua adalah eksternal di mana skrip CSS dipisahkan dan diletakkan dalam berkas khusus.[7] Nanti, cukup gunakan semacam tautan menuju berkas CSS itu jika halaman web yang didesain akan dibuat seperti model yang ada di skrip tersebut.[7]

Fakta Menggunakan CSS

Fakta Menggunakan CSS di antaranya :[8]

  • Telah didukung oleh kebanyakan browser versi terbaru, tetapi tidak didukung oleh browser-browser lama.
  • Lebih fleksibel dalam penempatan posisi layout. Dalam layouting CSS, kita mengenal Z-Index untuk menempatkan objek dalam posisi yang sama.
  • Menjaga HTML dalam penggunaan tag yang minimal, hal ini berpengaruh terhadap ukuran berkas dan kecepatan pengunduhan.
  • Dapat menampilkan konten utama terlebih dahulu, sementara gambar dapat ditampilkan sesudahnya.
  • Penerjemahan CSS setiap browser berbeda, tata letak akan berubah jika dilihat di berbagai browser
  • CSS adalah layouting "Masa Depan" dengan penggabungan bersama XHTML.

Contoh Berkas CSS

[9]

<html>
<head>
<style type="text/css">
body
{
background-color:#d0e4fe;
}
h1
{
color:orange;
text-align:center;
}
p
{
font-family:"Times New Roman";
font-size:20px;
}
style>
head>

<body>

<h1>CSS example!h1>
<p>This is a paragraph.p>

body>
html>

 

 

 

Sumber: wikipedia

 

Bagikan :